Layanan Perpustakaan Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19

Oleh : Nurwaniatun

Di masa genting seperti saat ini, para muda-mudi hingga tua akan memfokuskan dirinya pada media berita melalui televisi, media sosial maupun media online lainnya. Masyarakat juga akan menggunakan waktunya untuk berselancar informasi di internet dan media komunikasi seperti Line, WhatsApp, Telegram, Facebook, Twitter, dan Instagram untuk memperoleh informasi terbaru/ up-to-date terkait dengan Covid-19. Masyarakat membutuhkan informasi terbaru seputar perkembangan terbaru Covid-19 seperti misalnya jumlah pasien yang terjangkit virus Corona, kebijakan-kebijakan baru pemerintah dalam menanggulangi pandemi, informasi tentang vaksin, dan lain lain. Banyak mahasiswa yang melakukan pembelajaran melalui online atau dilakukan di rumah masing-masing untuk menghindari penularan virus. Oleh sebab itu perpustakaan harus dapat mengambil peluang untuk mempromosikan perpustakaannya agar eksistensinya terlihat di mata masyarakat. Perpustakaan dapat memaksimalkan layanan digitalnya melalui perpustakaan digital yang dimilikinya. Perpustakaan dapat mengoptimalkan layanan yang ada dengan membuat perkembangan-perkembangan baru yang dapat mempermudah pemakai dalam mengakses informasi. Dalam pengembangan perpustakaan digital saat ini dan masa depan, diperlukan kesiapan dari pengelola perpustakaan untuk meningkatkan kualitas layanan yang dapat mengikuti perkembangan zaman dan responsif terhadap perubahan, salah satunya bila terjadi pandemi seperti sekarang ini.

Perpustakaan merupakan organisasi yang tumbuh (growing orgnism). Oleh sebab itu, kemajuan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dengan pengembangan perpustakaan merupakan tuntutan perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan zaman. Perpustakaan harus sudah merubah perpustakaan fisiknya ke dalam bentuk non-fisik atau digital yang dapat diakses dimana dan kapanpun oleh masyarakat. Dengan berkembangnya teknologi informasi, maka perpustakaan dapat memanfaatkannya dengan membuat perpustakaan digital dengan bentuk web responsive. Akan tetapi, implementasi perpustakaan digital pada masa kini masih jauh dari yang diharapkan. Terdapat beberapa masalah terkait dengan perpustakaan digital, yaitu belum adanya konsep perancangan pembangunan perpustakaan digital yang jelas, terdapat masalah terkait dengan manajemen, teknologi dan kebijakan akses, dan strategi pengembangannya. Disamping permasalahan tersebut, isi atau konten yang berada di website juga menjadi salah satu masalahnya. Oleh sebab itu, komunikasi informasi berperan enting dalam pengembangan sebuah perpustakaan digital.

Dengan bantuan teknologi, perpustakaan dan pustakawan dapat memberikan layanannya melalui online. Misal layanan sirkulasi, dengan perpustakaan digital maka pemustaka dapat melakukan peminjaman dan pengembalian buku yang berbentuk e-book. Selain itu, perpustakaan juga dapat memberikan layanan Ask Librarian sebagai pengganti pustakawan di perpustakaan fisik. Selain itu, juga dapat memberikan fitur-fitur baru seperti menonton film, gaming, dan fitur lain yang berguna untuk menarik minat pemustaka dalam menggunakan perpustakaan tersebut sebagai hiburan.

Sebagian besar perpustakaan perguruan tinggi sudah mengembangkan perpustakaan digitalnya dengan menggunakan bantuan website seperti misalnya digilib, library, lib. atau aplikasi yang dapat diakses apabila terdapat jaringan internet. Setiap perpustakaan harus memiliki inisiatif tersendiri untuk mempromosikan perpustakaannya kepada masyarakat luas agar eksistensi perpustakaan tidak hilang.

Perkembangan Perpustakaan & Budaya Literasi

Oleh :  Aqul Mashuri

Perpustakaan adalah institusi yang didalamnya terdapat berbagai macam informasi universal yang keberadaanya sangat dibutuhkan oleh khalayak umum sebagai pondasi bagi pemerintah untuk mencerdaskan warga negara. Segala bentuk aktifitas perpustakaan tidak jauh dari nilai nilai pendidikan, kebudayaan serta penelitian.

Sebagai based of learning perpustakaan berada pada gerbang terdepan bagi pemustaka untuk mendapatkan berbagai macam informasi serta data data yang dicari . Adanya informasi merupakan fadhu ain bagi dunia perpustakaan karena tuntutan masyarakat agar perpustakaan berbenah dan memberikan akses informasi yang spesifik, mudah, cepat, tepat dan akurat maka hal tersebut harus disiapkan oleh pemustaka dan perpustakaan

Pemangku perpustakaan serta pustakawan mau tidak mau menyediakan kebutuhan masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. Sesuai dengan UU no 43 tahun 2007, pasal 3 dikatakan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian, informasi, dan  rekreasi.

Berbicara pendidikan, mari berbicara tentang literasi. era digital  saat ini, budaya literasi seperti membaca, adalah hal yang tidak boleh ditinggalkan anak bangsa yang sebagai penerus generasi intelektual. berbagai ruang untuk membaca sudah dijawab oleh zaman era digital sekarang  ini dengan sederet media sosial yang ada. Facebook, twitter, instagram, serta media online yang memberikan ruang bebas untuk kita budayakan budaya literasi.

Di abad yang kian kompetitif, pendidikan menjadi kebutuhan penting. Para pejabat yang memiliki wewenang akan kebijakan mengenai keberlangsungan pendidikan dalam menjadikan dunia pendidikan berkualitas, tentu sudah menyadari hal tersebut. Dalam hal ini, ikhtiar dari pada pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah secara masif mendorong masyarakat agar mempunyai kegemaran untuk berliterasi yaitu mempunyai kebiasaan membaca dan menulis sesuai dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 untuk menumbuh kembangkan karakter murit melalui kebijakan membaca selama 15 menit sebelum pelajaran dimulai. Dan untuk merealisasikan hal tersebut diatasi, maka haru siap siap membangun sebuah kebiasaan, artinya tidak bisa instant dan berhasil dalam sekejap. Untuk itu, dibutuhkan suatu pembiasaan yang harus terus menerus dilakukan sejak usia dini dan untuk itu konsistensi sangat diperlukan.

Semua elemen bangsa ini harus menyadari bahwa budaya membaca bangsa kita saat ini sangat rendah. Sejak era kecanggihan teknologi saat ini, maka hal yang menjadi daya tarik bagi anak-anak kita bukanlah lagi buku, namun gawai.

Untuk membangun budaya literasi, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengoptimalkan peran perpustakaan terkait dengan pengelolaan dan pelayanan. Seperti halnya koleksi buku, fasilitas dan lain sebagainya.Meningkatkan sosialisasi yang nantinya menjadi lokomotif  minat baca masyarakat. Hal ini merupakan sebuah tantangan berat sekaligus tanggung jawab  dalam upaya menanamkan budaya membaca.

Manusia Berkutu Yang Berkualitas

 Oleh : Novi Kurniasari

Manusia berkutu identik dengan manusia yang kurang bisa menjaga kebersihan badan terutama rambut dan mempunyai kutu dirambutnya. Namun yang dimaksud dengan manusia berkutu disini bukan manusia yang seperti itu, akan tetapi manusia berkutu yang berkualitas atau yang biasa kita kenal dengan sebutan kutu buku. Manusia kutu buku yaitu seseorang yang memiliki kegemaran membaca buku dan selalu melakukan kesempatan membaca dalam kehidupan sehari-hari sehingga setiap tempat yang ditempatinya bagaikan perpustakaan berjalan.

Sekilas manusia kutu buku seperti mereka yang hanya berteman dengan buku, manusia pendiam yang culun dan memisahkan diri dari lingkungan serta teman-temannya, selalu membawa buku dan membacanya dalam setiap kesempatan. Terkadang memang dijumpai seseorang yang mempunyai kriteria seperti yang telah disebutkan, seakan-akan bukulah satu-satunya teman sejati dihidupnya dan perpustakaan adalah tempat terindah yang dimilikinya. Padahal kalau kita menengok ke sejarah, banyak dijumpai tokoh nasional yang menjadi kutu buku dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Terbukti dengan kontribusinya dalam membangun NKRI diantaranya Ir. Soekarno, Gus Dur, B.J Habibi dll.

Misalnya, Presiden pertama Indonesia yaitu bapak Ir. Soekarno, bapak proklamator Indonesia ini gemar membaca buku sejak muda. Disaat anak-anak yang lain bermain, Bung Karno justru sibuk mencari ilmu pengetahuan disamping ilmu yang didapat dari sekolahnya. Dalam sebuah kutipan sederhana yang pernah diucapkan oleh bung Karno ”aku gemar sekali belajar, gemar membaca. Sampai boleh dikatakan, aku kadang-kadang meninggalkan pelajaran-pelajaran sekolah waktunya aku pakai untuk membaca buku-buku politik yang tidak diajarkan di sekolah kepada saya. Aku membaca sejarah dunia, aku membaca sejarah bangsa-bangsa, aku membaca kitab-kitab gerakan kaum buruh , aku membaca tentang gerakan Islam”.

Jika berkaca di dunia Internasional, sebut saja satu tokoh pendiri microsoft yang dimanfaatkan kebanyakan manusia yaitu Bill Gates. Bill Gates mengaku sudah kecanduan membaca sejak kecil. Membaca adalah salah satu kunci kepintaran dan kesuksesan pendiri microsoft itu. Bahkan tidak hanya sekedar membaca, beliau juga menulis beberapa review buku di blognya. Dalam wawancara singkat dengan Bill Gates yang menceritakan soal kecanduannya membaca, dikutip detikINET dari New York Times, beliau berkata “membaca adalah salah satu cara utama bagiku untuk belajar dan telah kulakukan sejak masa kanak-kanak. Belakangan ini aku memang mengunjungi tempat-tempat menarik, bertemu dengan para ilmuwan, dan menyaksikan banyak kuliah online. Tapi membaca tetap menjadi cara utama bagiku untuk mempelajari hal-hal baru dan menguji pemahamanku”.

Dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat satu, yang merupakan wahyu pertama kali diterima oleh Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro melalui perantara malaikat Jibril berupa lafadh Iqro yang artinya bacalah. Betapa membaca adalah rutinitas penting sehingga dipilih oleh Allah sebagai kalam-Nya yang disampaikan pertama kali kepada Rosulullah. Masyarakat Islam sejati hendaknya menganut dan merealisasikannya dalam proses kehidupan, menjadikan membaca sebagai rutinitas wajib mencari ilmu yang dijalankan setiap harinya

Berikut adalah manfaat-manfaat bagi seseorang yang gemar membaca buku :

Gemar membaca akan membuat orang menjadi fokus. Seseorang yang berhasil dapat bertahan dengan lama karena fakus pada satu tugas. Dan dengan membaca bukan semata mata mempunyai proses yang tunggal. Mereka harus beristirahat, orang yang gemar membaca walaupun istirahat sehari mereka tidak akan betah dengan beristirahat dari membacanya, mereka akan kembali membaca dan membaca..

Mempunyai tujuan. Selain dapat memfokuskan diri, gemar membaca dapat menciptakan pada dirinya sebuah tujuan, ketika memulai membaca kita akan memfokuskan pada halaman tertentu dari sebuah bacaan yang dibaca, karena ada sebuah keinginan untuk mendapatkan gambaran tertentu dari sebuah halaman yang terbaca.

Mengatur waktu dengan baik. Orang yang gemar membaca cenderung dapat memanfaatkan waktu dengan baik, bagi mereka waktu adalah peluang untuk membaca. Apabila kehilangan waktu untuk membaca dan hanya digunakan dalam kegiatan yang kurang bermanfaat maka akan merugikan dirinya.

Berfikir yang produktif. Seseorang yang gemar membaca akan mempunyai imajinasi dari gambaran seseorang yang dibacanya, sehingga tidak menutup kemungkinan mereka akan berusaha untuk mengikuti jejak yang dibacanya walaupun itu hanya beberapa detik, keuntungan dengan membaca kita akan mengingat dari pengalaman yang kita dapatkan dari membaca dan kita implemantasikan di sisa sisa kehidupan ini.

Memiliki kemampuan menulis dan berbicara yang luar biasa. Kebanyakan tokoh besar dalam sejarah adalah kutu buku, orang-orang sukses mengambil inspirasi dari apa yang dibacanya dan membangun karakter pribadinya, serta memanfaatkan inspirasi ini sebagai penyemangat perjuangan mereka. mereka adalah orang-orang yang tetap dikenang dalam sejarah dan memiliki pemikiran luar biasa yang menginspirasi banyak orang. Contohnya seperti yang telah disebutkan yaitu Gus Dur, Ir. Soekarno, dll.

Memiliki ingatan yang tajam. Seorang kutu buku menyadari betul betapa kuat sebenarnya otak manusia. Otak manusia mampu menerima informasi hampir tak berbatas. Semakin banyak membaca dan belajar, semakin mudah untuk mengingat informasi tanpa disadari pembaca memiliki wawasan yang luas. Banyak dijuampai biografi orang sukses dengan latar belakang mempunyai kegemaran membaca buku, adanya manfaat-manfaat yang positif dari membaca serta terdapat seruan membaca dari Al-Quran yang pertama kali turun. Maka dari itu menjadi kutu buku adalah sebutan kebanggaan yang harus dicapai pada diri seseorang dalam upaya penggapaian kesuksesan. Menjadikan tempat yang dihuninya sebagai perpustakaan dalam memanfaatkan waktu dengan membaca. Membaca sebagai gaya hidup yang elegan untuk menaklukkan dunia menuju jenjang akhirat selanjutnya.